Ø Pengertian
Penelitian dan Pengembangan adalah
suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau
menyempurnakan produk yang telah ada. Yang dimaksud dengan produk dalam konteks
ini adalah tidak selalu berbentuk hardware (buku, modul, alat bantu
pembelajaran di kelas dan laboratorium), tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti program untuk pengolahan data, pembelajaran
di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model- model pendidikan,
pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen,dll. Karakteristik
Research & Development adalah penelitian ini berbentuk “siklus” , yang
diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang membutuhkan pemecahan dengan
suatu produk tertentu (Anonim, 2011).
Menurut Sujadi (2003:164) Penelitian dan Pengembangan atau Research and Development (R&D) adalah suatu proses atau langkah-langkah untuk mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada. Yang dimaksud dengan produk dalam konteks ini adalah tidak selalu berbentuk hardware (buku, modul, alat bantu pembelajaran di kelas dan laboratorium), tetapi bisa juga perangkat lunak (software) seperti program untuk pengolahan data, pembelajaran di kelas, perpustakaan atau laboratorium, ataupun model-model pendidikan, pembelajaran pelatihan, bimbingan, evaluasi, manajemen, dan lain-lain (Anonim, 2012).
Ø Tujuan R & D dalam pendidikan
Penelitian-penelitian di bidang
pendidikan, umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi
ditujukan untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomenafenomena
yang bersifat fundamental, serta praktik-praktik pendidikan. Penelitian tentang
fenomena-fenomena fundamental pendidikan dilakukan melalui penelitian dasar (basic
research), sedang penelitian tentang praktik pendidikan dilakukan melalui
penelitian terapan (applied research). Beberapa penelitian terapan
secara sengaja diarahkan pada pengembangan suatu produk, beberapa penelitian
lain melakukan pengembangan produk secara tidak sengaja, karena dalam
penelitiannya mengandung atau menuntut pengembangan produk. Untuk mengetahui
keampuham model pembelajaran jarak jauh dibandingkan dengan pembelajaran tatap
muka, menuntut pengembangan modul atau bahan ajar yang akan digunakan dalam
pembelajaran jarak jauh. Pembuatan modul atau bahan ajar yang baik menuntut
penelitian pengembangan (Abidin, 2010).
Dalam bidang pendidikan,
produk-produk yang dihasilkan melalui penelitian R & D diharapkan dapat
meningkatkan produktivitas pendidikan, yaitu lulusan yang jumlahnya banyak,
berkualitas, dan relevan dengan kebutuhan. Produk-produk pendidikan misalnya
kurikulum yang spesifik untuk keperluan pendidikan tertentu, metode mengajar,
media pendidikan, buku ajar , modul, kompetensi tenaga kependidikan, sistem
evaluasi, model uji kompetensi, penataan ruang kelas, , model unit produksi,
Khusus dalam bidang pengembangan kurikulum, para pengembang jarang menggunakan
metode penelitian dan pengembangan. Para pengembang kurikulum seringkali menggunakan
metode atau pendekatan filosofis dan akademik dan kurang memberikan perhatian
pada temuan-temuan empiris (Anonim, 2011).
Berdasarkan hal tersebut, tujuan akhir
dari research and development dibidang pendidikan adalah lahirnya produk
baru atau perbaikan terhadap produk lama untuk meningkatkan unjuk kerja
pendidikan, ini berarti bahwa melalui hasil Research dan Development diharapkan
proses pendidikan menjadi lebih efektif dan/atau lebih sesuai dengan tuntunan
kebutuhan.
Ø Langkah-langkah R & D
Adapun langkah-langkah dari
penelitian dan Pengembangan adalah:
1. Potensi dan masalah
Penelitian ini
dapat berangkat dari adanya potensi atau masalah. Potensi adalah segala sesuatu
yang bila didayagunakan akan memiliki suatu nilai tambah pada produk yang
diteliti. Pemberdayaan akan berakibat pada peningkatan mutu dan akan
meningkatkan pendapatan atau keuntungan dari produk yang diteliti. Masalah juga
bisa dijadikan sebagai potensi, apabila kita dapat mendayagunakannya. Sebagai
contoh sampah dapat dijadikan potensi jika kita dapat merubahnya sebagai
sesuatu yang lebih bermanfaat. Potensi dan masalah yang dikemukakan dalam
penelitian harus ditunjukkan dengan data empirik. Masalah akan terjadi jika
terdapat penyimpangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi. Masalah ini
dapat diatasi melalui R&D dengan cara meneliti sehingga dapat ditemukan
suatu model, pola atau sistem penanganan terpadu yang efektif yang dapat
digunakan untuk mengatasi masalah tersebut.
2. Mengumpulkan Informasi dan Studi Literatur
Setelah potensi dan masalah dapat ditunjukan secara
faktual, maka selanjutnya perlu dikumpulkan berbagai informasi dan studi
literatur yang dapat digunakan sebagai bahan untuk perencanaan produk tertentu
yang diharapkan dapat mengatasi masalah tersebut.
Studi ini ditujukan untuk
menemukan konsep-konsep atau landasan-landasan teoretis yang memperkuat suatu,
produk. Produk pendidikan, terutama produk yang berbentuk model, program,
sistem, pendekatan, software dan sejenisnya memiliki
dasar-dasar konsep atau teori tertentu. Untuk menggali konsep-konsep atau
teori-teori yang mendukung suatu produk perlu dilakukan kajian literatur secara
intensif. Melalui studi literatur juga dikaji ruang lingkup suatu produk,
keluasan penggunaan, kondisi-kondisi pendukung agar produk dapat digunakan atau
diimplementasikan secara optimal, serta keunggulan dan keterbatasannya. Studi
literatur juga diperlukan untuk mengetahui langkah-langkah yang paling tepat
dalam pengembangan produk tersebut.
Produk yang dikembangkan dalam pendidikan dapat berupa
perangkat keras seperti alat bantu pembelajaran, buku, modul atau paket
belajar, dll., atau perangkat lunak seperti program-program pendidikan dan
pembelajaran, model-model pendidikan, kurikulum, implementasi, evaluasi,
instrumen pengukuran, dll. Beberapa kriteria yang harus dipertimbangkan dalam
memilih produk yang akan dikembangkan.
1.
Apakah
produk yang akan dibuat penting untuk bidang pendidikan?
2.
Apakah
produk yang akan dikembangkan memiliki nilai ilmu, keindahan dan kepraktisan?
3.
Apakah
para pengembang memiliki pengetahuan, keterampilan dan pengalaman dalam
mengembangkan produk ini?
4.
Dapatkah
produk tersebut dikembangkan dalam jangka waktu yang tersedia?
3. Desain Produk
Produk yang
dihasilkan dalam produk penelitian research and development bermacam-macam. Desain
produk harus diwujudkan dalam gambar atau bagan, sehingga dapat digunakan
sebagai pegangan untuk menilai dan membuatnya serta memudahkan fihak lain untuk
memulainya Desain sistem ini masih bersifat hipotetik karena efektivitasya
belum terbukti, dan akan dapat diketahui setelah melalui pengujian-pengujian.
4. Validasi Desain
Validasi desain
merupakan proses kegiatan untuk menilai apakah rancangan produk, dalam hal ini
sistem kerja baru secara rasional akan lebih efektif dari yang lama atau tidak.
Dikatakan secara rasional, karena validasi disini masih bersifat penilaian
berdasarkan pemikiran rasional, belum fakta lapangan.
Validasi produk
dapat dilakukan dengan cara menghadirkan beberapa pakar atau tenaga ahli
yang sudah berpengalaman untuk menilai produk baru yang dirancang tersebut.
Setiap pakar diminta untuk menilai desain tersebut, sehingga selanjutnya dapat
diketahui kelemahan dan kekuatannya. Validasi desain dapat dilakukan dalam
forum diskusi. Sebelum diskusi peneliti mempresentasikan proses penelitian
sampai ditemukan desain tersebut, berikut keunggulannya.
5. Perbaikan Desain
Setelah desain
produk, divalidasi melalui diskusi dengan pakar dan para ahli lainnya . maka
akan dapat diketahui kelemahannya. Kelemahan tersebut selanjutnya dicoba untuk
dikurangi dengan cara memperbaiki desain. Yang bertugas memperbaiki desain
adalah peneliti yang mau menghasilkan produk tersebut.
6. Uji coba Produk
Desain produk
yang telah dibuat tidak bisa langsung diuji coba dahulu. Tetapi harus dibuat
terlebih dahulu, menghasilkan produk, dan produk tersebut yang diujicoba.
Pengujian dapat dilakukan dengan ekperimen yaitu membandingkan efektivitas dan
efesiensi sistem kerja lama dengan yang baru.
7. Revisi Produk
Pengujian produk
pada sampel yang terbatas tersebut menunjukkan bahwa kinerja sistem kerja baru
ternyata yang lebih baik dari sistem lama. Perbedaan sangat signifikan,
sehingga sistem kerja baru tersebut dapat diberlakukan.
8. Ujicoba Pemakaian
Setelah pengujian terhadap produk berhasil,
dan mungkin ada revisi yang tidak terlalu penting, maka selanjutnya produk yang
berupa sistem kerja baru tersebut diterapkan dalam kondisi nyata untuk lingkup
yang luas. Dalam operasinya sistem kerja baru tersebut, tetap harus dinilai
kekurangan atau hambatan yang muncul guna untuk perbaikan lebih lanjut.
9. Revisi Produk
Revisi produk
ini dilakukan, apabila dalam perbaikan kondisi nyata terdapat kekurangan dan
kelebihan. Dalam uji pemakaian, sebaiknya pembuat produk selalu mengevaluasi
bagaimana kinerja produk dalam hal ini adalah sistem kerja.
10. Pembuatan Produk Masal
Pembuatan produk
masal ini dilakukan apabila produk yang telah diujicoba dinyatakan efektif dan
layak untuk diproduksi masal. Sebagai contoh pembuatan mesin untuk mengubah
sampah menjadi bahan yang bermanfaat, akan diproduksi masal apabila berdasarkan
studi kelayakan baik dari aspek teknologi, ekonomi dan ligkungan memenuhi. Jadi
untuk memproduksi pengusaha dan peneliti harus bekerja sama.
Ø Model-model R & D
Adapun model-model R & D yaitu:
1.
Model
R & D versi Dick & Carey
Model
Dick–Carey adalah model desain Instruksional yang dikembangkan oleh Walter
Dick, Lou Carey dan James O Carey. Model ini adalah salah satu dari model
prosedural, yaitu model yang menyarankan agar penerapan prinsip disain
Instruksional disesuaikan dengan langkah-langkah yang harus di tempuh secara
berurutan. Model Dick and Carey terdiri dari 10 langkah. Kesepuluh langkah ini
menunjukan hubungan yang sangat jelas satu dengan yang lainnya. Artinya, sistem
yang terdapat pada Dick and Carey sangat ringkas, namun isinya padat dan jelas
dari satu urutan ke urutan berikutnya.
Langkah–langkah
desain pembelajaran menurut Dick and Carey adalah:
a.
Identifikasi Tujuan
(Identity Instructional Goal(s)). Tahap ini adalah menentukan apa yang diinginkan agar
pembelajar dapat melakukannya ketika mereka telah menyelesaikan program
Instruksional. Tujuan Instruksional mungkin dapat diturunkan dari daftar
tujuan, dari analisis kinerja (performance
analysis), dari penilaian kebutuhan (needs
assessment), dari pengalaman praktis dengan kesulitan belajar pebelajar,
dari analisis orang-orang yang melakukan pekerjaan (job analysis), atau dari persyaratan lain untuk instruksi baru.
Langkah ini sangat sesuai dengan kurikulum perguruan tinggi maupun sekolah
menengah dan sekolah dasar, khususnya dalam mata pelajaran tertentu di mana
tujuan pembelajaran pada kurikulum agar dapat melahirkan suatu rancangan
pembangunan.
b.
Melakukan Analisis Instruksional (Conduct
Instructional Analysis).
Langkah ini, pertama mengklasifikasi tujuan ke dalam ranah belajar Gagne,
menentukan langkah-langkah apa yang dilakukan orang ketika mereka melakukan
tujuan tersebut (mengenali keterampilan bawahan/subordinat). Langkah terakhir
adalah untuk menentukan keterampilan, pengetahuan, dan sikap, yang dikenal
sebagai perilaku masukan (entry behaviors),
yang diperlukan peserta didik untuk dapat memulai Instruksional. Peta konsep
akan menggambarkan hubungan di antara semua keterampilan yang telah
diidentifikasi.
c.
Analisis Pembelajar dan Lingkungan
(Analyze Learners and Contexts). Langkah ini melakukan analisis pembelajar, analisis
konteks di mana mereka akan belajar, dan analisis konteks di mana mereka akan
menggunakannya. Keterampilan pembelajar, pilihan, dan sikap yang telah dimiliki
pembelajar akan digunakan untuk merancang strategi Instruksional.
d.
Merumuskan Tujuan Performansi (Write Performance
Objectives).
Pernyataan-pernyataan tersebut berasal dari keterampilan yang diidentifikasi
dalam analisis Instruksional, akan mengidentifikasi keterampilan yang harus
dipelajari, kondisi di mana keterampilan yang harus dilakukan, dan kriteria
untuk kinerja yang sukses.
e.
Pengembangan Tes Acuan Patokan (Develop
Assessment Instruments).
Langkah ini adalah mengembangkan butir-butir penilaian yang sejajar (tes acuan
patokan) untuk mengukur kemampuan siwa seperti yang diperkirakan dari tujuan.
Penekanan utama berkaitan diletakkan pada jenis keterampilan yang digambarkan
dalam tujuan dan penilaian yang diminta.
f.
Pengembangan Siasat Instruksional (Develop
Instructional Strategy).
Bagian-bagian siasat Instruksional menekankan komponen untuk mengembangkan
belajar pembelajar termasuk kegiatan praInstruksional, presentasi isi,
partisipasi peserta didik, penilaian, dan tindak lanjut kegiatan.
g.
Pengembangan atau Memilih Material Instruksional
(Develop and Select Instructional Materials). Ketika kita menggunakan istilah bahan Instruksional
kita sudah termasuk segala bentuk Instruksional seperti panduan guru, modul,
overhead transparansi, kaset video, komputer berbasis multimedia, dan halaman
web untuk Instruksional jarak jauh. Maksudnya bahan memiliki konotasi.
h.
Merancang dan Melaksanakan Penilaian Formatif (Design
and Conduct Formative Evaluation of Instruction). Ada tiga jenis evaluasi formatif yaitu penilaian
satu-satu, penilaian kelompok kecil, dan penilaian uji lapangan. Setiap jenis
penilaian memberikan informasi yang berbeda bagi perancang untuk digunakan
dalam meningkatkan Instruksional. Teknik serupa dapat diterapkan pada penilaian
formatif terhadap bahan atau Instruksional di kelas.
i.
Revisi Instruksional (Revise Instruction). Strategi Instruksional ditinjau kembali dan akhirnya
semua pertimbangan ini dimasukkan ke dalam revisi Instruksional untuk
membuatnya menjadi alat Instruksional lebih efektif.
j.
Merancang dan Melaksanakan Evaluasi Sumatif (Design
And Conduct Summative Evaluation). Hasil-hasil pada tahap di atas dijadikan dasar untuk menulis perangkat
yang dibutuhkan. Hasil perangkat selanjutnya divalidasi dan diujicobakan di
kelas/diimplementasikan di kelas dengan evaluasi sumatif. Penggunaan model Dick
and Carey dalam pengembangan suatu mata pelajaran dimaksudkan agar (1) pada
awal proses pembelajaran anak didik atau siswa dapat mengetahui dan mampu
melakukan hal–hal yang berkaitan dengan materi pada akhir pembelajaran, (2)
adanya pertautan antara tiap komponen khususnya strategi pembelajaran dan hasil
pembelajaran yang dikehendaki, (3) menerangkan langkah–langkah yang perlu
dilakukan dalam melakukan perencanaan desain pembelajaran.
2.
Model R & D versi Borg Dan Gall
Langkah-langkah
untuk melakukan R & D menurut Borg and Gall (1989), yaitu:
a.
Research and Information colletion (penelitian dan pengumpulan data). Pengukuran
kebutuhan, studi literatur, penelitian dalam skala kecil, dan
pertimbangan-pertimbangan dari segi nilai.
b.
Planning (perencanaan). Menyusun rencana penelitian, meliputi
kemampuan-kemampuan yang diperlukan dalam pelaksanaan penelitian, rumusan
tujuan yang hendak dicapai dengan penelitian tersebut, desain atau
langkah-langkah penelitian, kemungkinan pengujian dalam lingkup terbatas.
c.
Develop Preliminary form of Product (pengembangan draft produk awal). Pengembangan bahan
pembelajaran, proses pembelajaran dan instrumen evaluasi.
d.
Preliminary Field Testing (uji coba lapangan awal). Dilakukan di 1 sampai 3
sekolah, menggunakan 6 sampai 12 subjek uji coba (guru). Selama uji coba
diadakan pengamatan, wawancara dan pengedaran angket. Pengumpulan data dengan
kuesioner dan observasi yang selanjutnya dianalisis.
e.
Main Product Revision (revisi hasil uji coba). Memperbaiki atau menyempurnakan
hasil uji coba berdasarkan masukan dari hasil uji coba awal produk.
f.
Main Field Testing (uji lapangan produk utama). Dilakukan di 5 sampai 15
sekolah dengan 30 sampai 100 subjek. Pengumpulan data efek sebelum dan sesudah
implementasi produk menggunakan kelas khusus, yaitu data kuantitatif penampilan
subjek uji coba (guru) sebelum dan sesudah menggunakan model yang dicobakan
dikumpulkan. Hasil-hasil pengumpulan data dievaluasi dan kalau mungkin
dibandingkan dengan kelompok pembanding.
g.
Operational Product Revision (revisi produk). Menyempurnakan produk hasil uji
lapangan berdasarkan masukan dan hasil uji lapangan utama.
h.
Operational Field Testing (uji coba lapangan skala luas). Dilakukan di 10
sampai 30 sekolah dengan 40 sampai 200 subjek. Pengujian dilakukan melalui
angket, wawancara, dan observasi dan hasilnya dianalisis.
i.
Final Product Revision (revisi produk final). Penyempurnaan didasarkan masukan atau hasil uji coba
lapangan dalam skala luas.
j.
Disemination and Implementasi. Desiminasi dan implementasi, yaitu melaporkan produk
pada forum-forum profesional di dalam jurnal dan implementasi produk pada
praktik pendidikan. Penerbitan produk untuk didistribusikan secara komersial
untuk dimanfaatkan oleh publik. Melakukan monitoring terhadap pemanfaatan produk
oleh publik untuk memperoleh masukan dalam kerangka mengendalikan kualitas
produk.
3.
Model R & D versi
ADDIE
Model
ADDIE (Analysis-Design-Develop-Implement-Evaluate)
yang bersifat lebih generik muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh
Reiser dan Mollenda. Salah satu fungsinya adalah menjadi pedoman dalam
membangun perangkat dan infrastruktur program pelatihan yang efektif, dinamis
dan mendukung kinerja pelatihan itu sendiri. Model ini menggunakan 5 tahap
pengembangan yakni :
a.
Analysis (analisa). Tahap analisis merupakan suatu proses mendefinisikan apa
yang akan dipelajari oleh peserta belajar, yaitu melakukan needs assessment (analisis kebutuhan), mengidentifikasi masalah
(kebutuhan), dan melakukan task analysis
(analisis tugas). Oleh karena itu, output yang akan kita hasilkan adalah berupa
karakteristik atau profil calon peserta belajar, identifikasi kesenjangan,
identifikasi kebutuhan dan analisis tugas yang rinci didasarkan atas kebutuhan.
b.
Design (disain/perancangan). Tahap ini dikenal juga dengan istilah membuat
rancangan (blueprint). Pertama
merumuskan tujuan pembelajaran yang SMAR (spesifik,
measurable, applicable, dan realistic).
Selanjutnya menyusun tes yang harus didasarkan pada tujuan pembelajaran yag
telah dirumuskan tadi. Kemudian menentukan strategi pembelajaran yang tepat
untuk mencapai tujuan tersebut. Dalam hal ini ada banyak pilihan kombinasi
metode dan media yang dapat kita pilih dan tentukan yang paling relevan.
Disamping itu, dipertimbangkan pula sumber-sumber pendukung lain, misalnya
sumber belajar yang relevan, lingkungan belajar, dan lain-lain. Semua itu
tertuang dalam sautu dokumen bernama blueprint
yang jelas dan rinci.
c.
Development (pengembangan). Pengembangan adalah proses mewujudkan
blueprint menjadi kenyataan. Artinya,
jika dalam desain diperlukan suatu software berupa multimedia pembelajaran,
maka multimedia tersebut harus dikembangkan. Atau diperlukan modul cetak, maka
modul tersebut perlu dikembangkan. Begitu pula halnya dengan lingkungan belajar
lain yang akan mendukung proses pembelajaran semuanya harus disiapkan dalam
tahap ini. Satu langkah penting dalam tahap pengembangan adalah uji coba
sebelum diimplementasikan. Tahap uji coba ini memang merupakan bagian dari
salah satu langkah ADDIE, yaitu evaluasi. Lebih tepatnya evaluasi formatif,
karena hasilnya digunakan untuk memperbaiki sistem pembelajaran yang sedang
kita kembangkan.
d.
Implementation (implementasi/eksekusi). Implementasi adalah langkah
nyata untuk menerapkan sistem pembelajaran yang sedang kita buat. Artinya, pada
tahap ini semua yang telah dikembangkan diinstal atau diset sedemikian rupa
sesuai dengan peran atau fungsinya agar bisa diimplementasikan.
e.
Evaluation (evaluasi/umpan balik). Evaluasi adalah proses untuk
melihat apakah sistem pembelajaran yang sedang dibangun berhasil, sesuai dengan
harapan awal atau tidak. Sebenarnya tahap evaluasi bisa terjadi pada setiap
empat tahap di atas. Evaluasi yang terjadi pada setiap empat tahap diatas itu
dinamakan evaluasi formatif, karena tujuannya untuk kebutuhan revisi.
4.
Model R & D versi
4D (four-D Model)
Adapun
tahapan model pengembangan secara garis besar adalah sebagai berikut (Trianto,
2007 : 65 – 68):
a.
Tahap Pendefinisian (Define). Tujuannya adalah menentapkan dan mendefinisikan
syarat-syarat pembelajaran di awali dengan analisis tujuan dari batasan materi
yang dikembangkan perangkatnya. Tahap ini meliputi 5 langkah pokok, yaitu: (a)
Analisis ujung depan, (b) Analisis siswa, (c) Analisis tugas. (d) Analisis
konsep, dan (e) Perumusan tujuan pembelajaran.
b.
Tahap Perencanaan (Design). Tujuannya adalah menyiapkan prototipe perangkat
pembelajaran. Tahap ini terdiri dari empat langkah yaitu, (a) Penyusunan tes
acuan patokan, merupakan langkah awal yang menghubungkan antara tahap define
dan tahap design. Tes disusun berdasarkan hasil perumusan Tujuan Pembelajaran
Khusus (Kompetensi Dasar dalam kurikukum KTSP). Tes ini merupakan suatu alat
mengukur terjadinya perubahan tingkah laku pada diri siswa setelah kegiatan
belajar mengajar, (b) Pemilihan media yang sesuai tujuan, untuk menyampaikan
materi pelajaran, (c) Pemilihan format. Di dalam pemilihan format ini misalnya
dapat dilakukan dengan mengkaji format-format perangkat yang sudah ada dan yang
dikembangkan di negara-negara yang lebih maju.
c.
Tahap Pengembangan (Develop). Tujuannya adalah untuk menghasilkan perangkat
pembelajaran yang sudah direvisi berdasarkan masukan dari pakar. Tahap ini
meliputi: (a) validasi perangkat oleh para pakar diikuti dengan revisi, (b)
simulasi yaitu kegiatan mengoperasionalkan rencana pengajaran, dan (c) uji coba
terbatas dengan siswa yang sesungguhnya. Hasil tahap (b) dan (c) digunakan
sebagai dasar revisi. Langkah berikutnya adalah uji coba lebih lanjut dengan siswa
yang sesuai dengan kelas sesungguhnya.
d.
Tahap penyebaran (Disseminate). Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang
telah dikembangkan pada skala yang lebih luas misalnya di kelas lain, di
sekolah lain, oleh guru yang lain. Tujuan lain adalah untuk menguji efektivitas
penggunaan perangkat di dalam KBM.
5.
Model R & D versi
Kemp
Secara
singkat, menurut model ini terdapat beberapa langkah dalam penyusunan sebuah
bahan ajar, yaitu:
a.
Menentukan
tujuan dan daftar topik,menetapkan tujuan umum untuk pembelajaran tiap
topiknya;
b.
Menganalisis
karakteristik pelajar, untuk siapa pembelajaran tersebut didesain;
c.
Menetapkan
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dengan syarat dampaknya dapat dijadikan
tolak ukur perilaku pelajar;
d.
Menentukan
isi materi pelajaran yang dapat mendukung tiap tujuan;
e.
Pengembangan
prapenilaian/ penilaian awal untuk menentukan latar belakang pelajar dan
pemberian level pengetahuan terhadap suatu topik;
f.
Memilih
aktivitas pembelajaran dan sumber pembelajaran yang menyenangkan atau
menentukan strategi belajar-mengajar, jadi siswa siswa akan mudah menyelesaikan
tujuan yang diharapkan;
g.
Mengkoordinasi
dukungan pelayanan atau sarana penunjang yang meliputi personalia,
fasilitas-fasilitas, perlengkapan, dan jadwal untuk melaksanakan rencana
pembelajaran;
h.
Mengevaluasi
pembelajaran siswa dengan syarat mereka menyelesaikan pembelajaran serta
melihat kesalahankesalahan dan peninjauan kembali beberapa fase dari
perencanaan yang membutuhkan perbaikan yang terus menerus, evaluasi yang
dilakukan berupa evaluasi formatif dan evaluasi sumatif.
Ø Kelebihan dan kekurangan
1.
Kelebihan
a. Pendekatan R & D mampu menghasilkan suatu produk / model yang
memiliki nilai validasi tinggi, karena produk tersebut dihasilkan melalui
serangkaian uji coba di lapangan dan divalidasi oleh ahli.
b. Pendekatan R & D akan selalu mendorong proses inovasi produk/
model yang tiada henti / memiliki nilai suistanibility yang cukup baik sehingga
diharapkan akan ditemukan produk-produk / model-model yang selalu actual sesuai
dengan tuntutan kekinian
c. Pendekatan R & D merupakan penghubung antara penelitian yang
bersifat teoritis dengan penelitian yang bersifat praktis
d. Metode penelitian yang ada dalam R & D cukup komprehensif ,
mulai dari metode deskriptif, evaluatif, dan eksperimen.
2.
Kekurangan
a. Pada prinsipnya pendekatan R & D memerlukan waktu yang relatif
panjang; karena prosedur yang harus ditempuh pun relatif kompleks.
b. Pendekatan R & D dapat dikatakan sebagai penelitian “here and
now”, Penelitian R & D tidak mampu digeneralisasikan secara utuh, karena
pada dasarnya penelitian R & D pemodelannya pada sampel bukan pada
populasi.
Referensi:
Abidin, Muhammad Zainal. 2010. Penlitian dan Pengembangan. http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/17/metode-penelitian-pengembangan-developmental-research/.
Anonim. 2011. Metode
Penelitian Research and Development (R & D). http://berbahasa-bersastra.blogspot.com/2011/10/metode-penelitian-research-and.html.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Penerbit Alfabeta.
0 komentar:
Posting Komentar